Pelajaran membaca pertama yang saya ingat ketika duduk bangku Sekolah Dasar adalah “ini Budi, Bapak Budi, ini Ibu Budi”. Dari sinilah kemudian saya paham bahwa Budi pekerti adalah hal pertama yang harus dikenalkan kepada peserta didik. Sebagian kita mungkin tidak mengenal siapa sebenarnya sosok Budi, Bapak Budi atau Ibu Budi yang dimaksud. Tapi sungguh istimewa sekali bahwa di SMPN 11 Bandar Lampung ada figur Bu Budi yang nyata bernama Bu Budi Karyani dengan cerminan kemuliaan hati seorang yang berbudi luhur.
Sebagai guru matematika yang merupakan pelajaran rumit bagi sebagian orang, Bu Budi tak pernah rumit dalam memandang kehidupan, tidak banyak bicara dan lebih banyak mendengarkan. Baginya, mendengar adalah cara sederhana untuk mengapresiasi hidup dan kehidupan. Kemampuan mendengar dengan penuh perhatian adalah anugerah yang bisa ditebarkan untuk orang-orang di sekitar.
Ketika orang lain gaduh, berisik dan ramai mengeluh kepada manusia, mengadukan berbagai keadaan tidak baiknya, Bu budi adalah sosok yang tak pernah terdengar keluh kesah meluncur dari lisannya, meskipun kita tahu bahwa keadaan manusia tentu tidak selalu mulus atau baik-baik saja. Ia lebih memilih berkompromi atas naik turunnya perjalanan hidup dengan dirinya sendiri sambil merumuskan tujuan hidup tanpa banyak orang tahu. Salah satu nasihat luar biasa yang pernah beliau sampaikan adalah “Hati-hatilah memilih teman bercerita, jangan sampai kau cerita singkong, tapi sampai ke orang lain sudah jadi kolak. Bahkan terkadang kita tidak cerita apa-apapun bisa menjadi getuk goreng bagi orang yang gemar membuat prasangka”.
Terimakasih bu Budi, yang selalu memilih berbudi dengan cara uniknya sendiri, segala nasihat itu akan kami jadikan pelajaran berharga. Selamat memasuki masa purnabhakti di Desember 2023 ini. Semoga sehat selalu dan bahagia bersama keluarga di rumah.